Selamat sore murid-murid... aku seorang 'guru' amatiran yang baru memulai menghadapi jiwa-jiwa bangsa berusia muda, alias lagi Praktek Pengalaman Lapangan :P. Baru saja pulang dari sekolah sekitar jam 14.30 tadi. Iseng buka FB > Notes buat nyari lirik lagu yang pernah kubuat. Dan tanpa atau sebenarnya sadar, menemukan tulisan-tulisan 'aneh' masa lalu, masa dimana 'mahasiswi keguruan' ini penuh dengan brainstorm yang cuma bisa ditulis lewat menu notes di facebok (lagi ngetrend juga dulu tuh, curcol pake diary elektronik atau lebih dikenal dengan 'note' fb :p)
Nah, salah satu yang berkaitan dengan situasi sekarang, (saya lagi PPL) screen capture tulisan saya tentang 'Guru' sebenarnya. Gak tau harus gomong apa, pake emote ini aja >> :|
Fine, let's see
Liat dooong masih tahun 2009 x_X' kata2nya disingkat-singkat dooong. Haahahaha.
Yah, buat perenungan aja, untuk diri sendiri, dan para calon-calon guru yang lain, yang nantinya, ketika bener-bener udah jadi Guru, bakal bisa mendidik, mengajarkan, menginspirasi, bukan hanya menggurui. Amin amin amin
Just an ordinary... who feel no like an extraordinary... and love to do something out of the ordinary ...
Wednesday, 26 September 2012
Saturday, 8 September 2012
Friday, 7 September 2012
What I miss from Father
Bahagia itu
sederhana... Itu benar. Kalo di rumah -lauk
sudah habis, nasi pun habis, hampir
tengah malam, tinggal mie plus telur, dan Abah sedang sehat- inilah yang
biasa dia lakukan -masak mie telor yang rasanya ajib :D-
Gak tau kenapa, mie
instan buatannya Abah lebih enak daripada bikin sendiri. Yah, mungkin istilah -gratis dan
apalagi tinggal makan- itu
berlaku sampai sekarang ya :D hahaha. Abah biasanya gak bikin banyak2, dua
bungkus jadi satu mangkok, dan dimakan rame2. Hahaha (biasanya bertiga sama
ade, karna si mamak gak suka makan mie instan). Popoknya alias pokoknya aku
sampai umur segini masih suka makan mie buatan Abah :)
Mudahan Bapak aka
Abah tetap sehat, dan bisa bikin mie lagi buat tengah malam. Hehehe
Subscribe to:
Posts (Atom)