Selamat Malam,
hati yang tegores2 karena bertahan for something worthy,
karena terbakar lirik lagunya Jason Mraz yang I Won't Give Up,
Yang masih penasaran sama teori2 yang sering dibullshitkan banyak orang.
Hmmm..... Gue coba narik nafas karena kelakuan orang2 tersayang yang bikin istighfar.
I love you, please be better soon.
Cinta itu harus
ditunjukan, gak Cuma ngomong 'aku sayang kamu pastinya'.
Terus dirasain sendiri, terus cuek.
Terus ngomong sama
teman: 'Gak tau aja dia itu aku gini gini gini, gak peka'.
Nah kalo dia gak tau
ya kasih tau, kalo dia gak negrti ya jelaskan supaya dia ngerti.
Namanya hubungan itu
ya berhubungan, bukan ngerasain usaha sendiri2 tanpa dishare.
Terus galau, terus
curiga, terus nuntut, terus tau2
kebanyakan nuntut.
Tinggalin aja kalo
gitu. Beteee
Terus lagi, cinta
itu harus ditunjukan, artinya jelas: cinta dibuktikan melalui tindakan, perbuatan
nyata.
Klasik tapi wajib,
talk less do more kata iklan rokok.
Gue ngomong segini, gue nunjukin lebih dari ini B-)
Nah soal nunjukin
cinta, pembuktian 'kamu cinta dia, dia cinta kamu'
yang tepat ditujukan ke
pasangan masing-masing. Iya, kepasangan masing2, tepatnya.
Gak harus seluruh
dunia per-social-network-an tau kamu sama pasangan kamu sweet in the hoy pas
lagi saling flirting, terus bullying by words pas udah berantem
(seluruh isi
kebun binatang diikutsertakan bersama kemesraan pasangan jenis ini)
*hela nafas*
Yaaa, kalo saya
pribadi sih bukan aktor yang lagi main drama terus ceritanya ditontonin banyak
orang.
Tapi mungkin ada tipe2 orang yang suka hubungannya diperhatikan seperti
itu.
Orang2 yang suka show off kalo kata si dosen itu mah.
Iya kalo
menginspirasi, konyol atau menghibur masih wajar lah.
kalo sampe bikin
orang eneg karena dramatisasi berlebihan alias lebai gimana?
Tau ajakan yang
termasuk itu yang gimana?
Yah, buatku cinta
yang sebenarnya tidak harus jadi bahan komersialitas sosial media,
apalagi buat
dicemooh gratisan. Wehehehe (Gak dibayar ces)
Dan lagi… soal
jomblo gak jomblo. Sebenarnya penting
gak sih?
Contoh: Aku jomblo,
karena gak ada adegan penembakkan kaya di film2 itu.
Tapi gak murni jomblo
juga. Cuma ya gak pernah juga go public punya pacar.
Banyak juga mungkin orang2
diluar sana yang kaya gue.
Peduli apa soal gak pacaran? Gak nambahin dosa, gak macam2,
tetap dapat perhatian, ada aja yang ngajak jalan, banyak teman, dan yang paling
penting, serius jadi lebih deket sama Tuhan.
Dikit2 ingat Tuhan, apa2 kangen
Tuhan, makin berserah sama Tuhan.
Terus? Apa lagi? Cukup.
Kalo ditanya soal
perasaan? Ya punya lah. Manusia kok.
Cuma kembali kebentuk ekpsresi masing2
orang yang beda2 pastinya.
Yang jelas, saya ngerasa punya hak bertahan untuk
sesuatu yang berharga.
Dan kembali ke paragraf 1 dan 2, Cinta itu dibuktikan ke
pasangan.
Ya kalo ditanya; jadi kamu gimana? Ya aku sayang sama seseorang
pastinya.
Aku menunjukan itu ke dia. Dia pasangan saya.
Even in public opinion,
he's not my boyfriend, We know we're couple.
And I believe that relationship,
not always in form of 'in relationship'.
Ngerti? Gak? Yaudah. Gak perlu ngerti
juga kok.
Nah terusss
Public opinion,
others point of view…
Kamu jomblo?
Kasiaaaan
Kamu gak ditembak2?
Kasiaaaaan
Atau kamu sudah gak
punya perasaan? Hahaha
Kasian ya kamu,
miris ya, hahahaha
Terus? Aku harus
tanggapin apa?
Kalo aku… Aku
ngerasa masih dihargain sama seseorang itu cukup, diperlakukan lebih istimewa
dari sekedar omongan2 kaya diatas itu.
Aku akan sangat appreciate, comfort, and
care… itu feedback.
Dan apa yang aku perbuat buat dia, itu urusanku.
Aku...
dengan siapapun seseorang disana, ketika aku bilang 'aku ngehargain hubungan
ini',
itu gak sekedar jadi omongan, ada background kenapa dan ada action
setelahnya.
Jadi yaaaa…. Cuma aku aja sama dia yang tau. Kalo dia tiba2 nyerah,
cape, menghilang…
yasudah, berarti dia yang lemah, bukan aku.
Kalo ujung2nya
gak bakal sama2 lagi, seenggaknya, jangan sampai aku yang nyakitin orang.
Itu
aja. Itu bentuk perasaanku.
Dan untuk para
lelaki dengan segala perintangnya, tetaplah jadi pejuang untuk hal yang kalian
anggap worthy, karena perempuan diciptakan sebagai pendamping, yang menemani
kalian untuk itu.
Untuk para
perempuan, yang dianggap worthy buat para lelaki, kamu harus punya keyakinan
pribadi, saat memutuskan untuk memilih menemani seorang laki-laki untuk berjuang.
Gak perlu diyakinkan pake omongan terus menerus, tapi bantulah dia membuktikan
perjuangannya. Perempuan itu harus kuat, berani korban perasaan, berani diajak
struggle.
Dengan begitu soal keyakinan gak pake tangkis lagi.
Nah, ini baru ingat…
aku pernah bilang, tiap orang punya rasa sakitnya masing2 yang bakal jadi
antibody kalo ntar dia bakal kena penyakit yang hampir sama.
Maksudnya, untuk orang2 yang bukan pertama kalinya
menjalin hubungan percintaan (halah) dan dipastikan kandas, karena sekarang
sudah berganti cerita, entah kedua, ketiga, keempat atau seterusnya (in context it is seriously), pasti tau,
alasan2 kenapa hubungan mereka gak langgeng sampe hari ini dan harus berpindah
ke lain hati.
Alasan2 itu, pengalaman2 itu, perasan2 itu, tindakan2 itu, itu
rasa sakit yang jadi antibody buat proses yang sekarang.
Antibody itu mencegah penyakit yang sama
terjadi. Jadi, belajarlah dari pengalaman, jangan rasakan sakit yang sama. Ntar
bisa depresi. Caranya? Tingkatkan kemampuan system imun.
Mind set, action, treatment yang lemah itu
harus berubah. Sayangi diri sendiri dulu, supaya bisa sayang sama orang.
Antisipasi jangan sampe gagal lagi. Simplenya juga: Safety First!
Udah. Buat yang
jomblo, gausah depresi. Pada akhirnya,
entah dengan siapa, kita hanya akan menikah dan pastinya semua kembali
kepada-Nya. Ya kan?