Suatu siang, di perjalanan pulang ke Balikpapan...
Hari itu aku berangkat setelah hujan reda. Tapi, seperti biasanya, masalah yang terjadi adalah genangan air banjir yang tidak segera surut walaupun hujan telah berhenti.
Itulah fenomena kota ini, banjir dan jalan becek-basah hampir di setiap jalan utama yang sering dilewati.
Tapi, siang menuju sore itu, terasa sedikit berbeda. Aku tidak melihat hujan dan banjir sebagai masalah yang benar-benar berarti. Yah, kenyataannya, perspektifku bilang: it's not a big deal.
Aku duduk di dalam angkot yang bergerak lambat karena macet, oleh kendaraan lain, tentunya juga oleh kondisi jalan yang sedang tidak bersahabat. Dan sekarang aku di Jalan Pangeran Antasari. Mungkin salah satu titik rendah yang rawan banjir di Samarinda. Saat hujan datang dan turun deras, seringnya jalan ini tergenang air yang kuning itu.
Yang membuatku sedikit tersentuh adalah anak-anak yang berlarian di tepi jalan, menikmati rintikan hujan yang tersisa dan bermain riang dengan air tanah yang meluap. Bahagia yang terlihat di wajah mereka. Teriakan gembira, dan lari-lari kecil yang tampak menyenangkan. Aku tersenyum dan mengambil handphoneku untuk memotret moment sederhana itu.
Aku bertanya pada diriku sendiri: Kapan kita bisa kembali seperti itu? Tak peduli apapun masalah yang terjadi di perkotaan, atau persoalan yang menunggu dan harus diselesaikan dengan serius. Kapan kita bisa bermain dengan hujan tanpa berpikir akan demam atau sakit kepala? Kapan lagi kita bisa berbasah-basahan tanpa takut masuk angin atau harus mencuci pakaian lengkap yang kuyup oleh hujan? Kapan kita bisa menikmatinya lagi dengan rasa senang, dengan rasa bebas tanpa beban?
Hmmmm..... aku merindukan hujan dan banjir kecil. Merindukan gemericik air karena langkahku yang bersemangat. Aku merindukan saat-saat alam melepas semua beban dari kepalaku.
Tapi, aku belum punya kesempatan lagi untuk benar-benar bisa menikmati hujan, berbasah-basahan bersama langit dan berlari riang di bawahnya.
No comments:
Post a Comment